ONLINE MARKETING
wawan |
INFO
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Berbasis Web Terintegrasi
12-06-2024
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem yang digunakan untuk mengelola informasi dan proses operasional di rumah sakit secara te…
Alat Indeks Kepuasan Masyarakat di Kelurahan Pasar Baru
23-04-2014
SAWAH BESAR (Pos Kota) – Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Kelurahan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat (Jakpus) terus berbenah. Salah satu diantaranya memasang alat survey In…
Indeks Kepuasan Masyarakat di Era New Public Service
28-06-2013
Perubahan paradigmatik dalam pelayanan publik tersebut sangat mendasar, sehingga membutuhkan perubahan di internal organisasi pelayanan publik, terkait dengan 4 faktor penting yaitu : Struktur, Siste…
Berita
Pengertian Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah sistem yang digunakan untuk mengelola informasi dan proses operasional di rumah sakit secara terintegrasi. SIMRS mencakup berbagai aspek seperti administrasi pasien, manajemen sumber daya, keuangan, hingga pelayanan medis. Tujuan utama dari SIMRS adalah untuk meningkatkan efisiensi, kualitas layanan, dan pengambilan keputusan di rumah sakit.
Komponen Utama SIMRS
1. Manajemen Administrasi Pasien
Komponen ini meliputi pendaftaran pasien, manajemen janji temu, catatan medis, dan penagihan. Dengan SIMRS, semua data pasien dapat dikelola secara elektronik sehingga memudahkan akses dan pengelolaan informasi.
2. Manajemen Sumber Daya Manusia
SIMRS membantu rumah sakit dalam mengelola data karyawan, termasuk jadwal kerja, absensi, dan penggajian. Hal ini memastikan bahwa manajemen sumber daya manusia berjalan dengan efisien dan efektif.
3. Manajemen Keuangan
Manajemen keuangan mencakup pengelolaan anggaran, pembukuan, dan pelaporan keuangan. SIMRS memungkinkan rumah sakit untuk memantau arus kas, mengelola biaya operasional, dan membuat laporan keuangan yang akurat.
4. Manajemen Inventaris dan Pengadaan
SIMRS memfasilitasi pengelolaan inventaris obat-obatan, peralatan medis, dan bahan habis pakai. Sistem ini membantu dalam mengelola stok, memantau penggunaan, dan mengkoordinasikan pengadaan barang.
5. Manajemen Pelayanan Medis
SIMRS mencakup pengelolaan rekam medis elektronik (RME), hasil laboratorium, radiologi, dan farmasi. Sistem ini memungkinkan tenaga medis untuk mengakses informasi pasien secara cepat dan akurat, sehingga meningkatkan kualitas pelayanan medis.
Manfaat SIMRS bagi Rumah Sakit
1. Peningkatan Efisiensi Operasional
Dengan SIMRS, proses operasional di rumah sakit menjadi lebih efisien. Data pasien dapat diakses dengan mudah, proses administrasi menjadi lebih cepat, dan manajemen sumber daya dapat dilakukan dengan lebih efektif.
2. Peningkatan Kualitas Layanan
SIMRS memungkinkan tenaga medis untuk memberikan pelayanan yang lebih baik dan tepat waktu. Akses cepat ke informasi pasien dan hasil medis membantu dokter dalam membuat diagnosa dan rencana perawatan yang akurat.
3. Penghematan Biaya
Penggunaan SIMRS dapat mengurangi biaya operasional rumah sakit dengan mengurangi penggunaan kertas, mempercepat proses administrasi, dan mengoptimalkan manajemen inventaris.
4. Peningkatan Keamanan Data
SIMRS dilengkapi dengan fitur keamanan yang canggih untuk melindungi data pasien dan informasi rumah sakit dari akses yang tidak sah. Hal ini penting untuk menjaga kerahasiaan dan integritas data.
5. Dukungan Pengambilan Keputusan
Dengan data yang terintegrasi dan akurat, manajemen rumah sakit dapat membuat keputusan yang lebih baik dan tepat waktu. SIMRS menyediakan laporan dan analisis yang membantu dalam perencanaan dan evaluasi kinerja.
Tantangan dalam Implementasi SIMRS
1. Biaya Implementasi
Implementasi SIMRS memerlukan investasi yang cukup besar, termasuk biaya perangkat keras, perangkat lunak, dan pelatihan staf. Namun, manfaat jangka panjang yang diperoleh dapat mengimbangi biaya awal tersebut.
2. Adaptasi dan Pelatihan Staf
Perubahan dari sistem manual ke sistem elektronik memerlukan adaptasi dan pelatihan bagi seluruh staf rumah sakit. Penting untuk menyediakan pelatihan yang memadai agar semua pengguna dapat mengoperasikan SIMRS dengan efektif.
3. Infrastruktur Teknologi
SIMRS memerlukan infrastruktur teknologi yang memadai, termasuk jaringan internet yang stabil dan perangkat keras yang handal. Rumah sakit perlu memastikan bahwa infrastruktur ini tersedia sebelum mengimplementasikan SIMRS.
4. Integrasi dengan Sistem Lain
SIMRS perlu diintegrasikan dengan sistem lain yang sudah ada di rumah sakit, seperti sistem laboratorium dan farmasi. Integrasi ini memerlukan koordinasi dan penyesuaian agar semua sistem dapat bekerja secara sinergis.
Langkah-Langkah Implementasi SIMRS
1. Perencanaan dan Persiapan
Langkah pertama adalah merencanakan implementasi SIMRS dengan jelas. Tentukan tujuan, anggaran, jadwal, dan tim proyek. Evaluasi kebutuhan spesifik rumah sakit dan pilih penyedia jasa SIMRS yang tepat.
2. Pengadaan dan Instalasi
Setelah memilih penyedia jasa, lakukan pengadaan perangkat keras dan perangkat lunak yang diperlukan. Instalasi sistem harus dilakukan oleh tim ahli untuk memastikan bahwa semua komponen bekerja dengan baik.
3. Pelatihan Staf
Sediakan pelatihan bagi seluruh staf yang akan menggunakan SIMRS. Pelatihan harus mencakup cara mengoperasikan sistem, memasukkan data, mengakses informasi, dan menjaga keamanan data.
4. Uji Coba Sistem
Lakukan uji coba untuk memastikan bahwa semua fungsi SIMRS berjalan dengan baik. Uji coba ini juga membantu mengidentifikasi masalah teknis yang perlu diperbaiki sebelum sistem digunakan secara penuh.
5. Implementasi dan Evaluasi
Setelah uji coba berhasil, implementasikan SIMRS secara bertahap. Monitor penggunaan sistem dan berikan dukungan kepada staf jika mereka menghadapi masalah. Lakukan evaluasi berkala untuk memastikan bahwa sistem berjalan sesuai dengan harapan.
Kesimpulan
Sistem Informasi Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) adalah alat penting yang membantu rumah sakit dalam mengelola informasi dan proses operasional secara terintegrasi. Dengan berbagai manfaat yang ditawarkannya, SIMRS dapat meningkatkan efisiensi, kualitas layanan, dan pengambilan keputusan di rumah sakit. Meskipun implementasinya memerlukan investasi dan persiapan yang matang, manfaat jangka panjang yang diperoleh sangat berharga bagi peningkatan kualitas pelayanan kesehatan.
SAWAH BESAR (Pos Kota) – Untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat, Kelurahan Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat (Jakpus) terus berbenah. Salah satu diantaranya memasang alat survey Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM).
Adanya IKM ini dapat memacu dan mendorong kinerja pegawai di lingkungan Kelurahan Pasar Baru khususnya dalam memberikan pelayanan kepada warga. Karena setiap warga yang datang untuk mengurus keperluannya langsung menilai pelayanan yang diberikan lewat IKM.
“Dengan IKM akan dapat diketahui sampai sejauh mana tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja pelayanan di Kelurahan Pasar Baru, sehingga kalau ada ketidakpuasan dapat seera ditindaklanjuti atau dibenahi,” jelas Lurah Pasar Baru, Agus Ramdani, Senin (26/11).
Warga yang habis mendapatkan pelayanan di Kelurahan Pasar Baru langsung menilai pelayanan yang telah diberikan. Dengan menekan tombol di alat survey IKM yaitu sangat puas, puas dan tidak puas, tergantung dari penilain warga. Sebulan sekali, hasil dari IKM akan dievaluasi untuk meningkatkan pelayanan.
Tidak hanya alat IKM, namun ruang pelayanan di Kelurahan Pasar Baru juga telah dilengkapi dengan Close Circuit Television (CCTV) yang terhubung di ruangan lurah. Sehingga kalau ada pegawai yang macam-macam atau malas akan dapat termonitor. Di ruang tunggu juga sudah ber-AC, dilengkapi TV LCD, kotak saran dan prosedur pelayanan.
“Ini untuk memberikan pelayanan prima kepada masyarakat, sesuai dengan visi dan misi Jakarta Baru di bawah kepemimpinan Gubernur Jokowi,” katanya.
Wargapun menyambut positip atas berbagai upaya yang dilakukan Kelurahan Pasar Baru. Sehingga mendapatkan pelayanan yang baik dan nyaman saat menunggu. “Kami sangat senang, karena langsung bisa menilai atas pelayanan yang telah diberikan,” ujar Rusdi, warga Pasar Baru. (Tarta)
Teks : Seorang warga tengah menekan tombol alat Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) setelah mendapat pelayanan di Kelurahan Pasar Baru. (tarta)
Perubahan paradigmatik dalam pelayanan publik tersebut sangat mendasar, sehingga membutuhkan perubahan di internal organisasi pelayanan publik, terkait dengan 4 faktor penting yaitu : Struktur, Sistem, Teknologi, dan Mindset, dari para penyelenggara pelayanan publik. Ke 4 aspek tersebut harus meliputi seluruh Proses Kebijakan yang melahirkan setiap kebijakan Pelayanan Publik yang akan dibuat, karena efektifitas sebuah kebijakan akan sangat dipengaruhi proses politik dan demokrasi yang melatarbelakangi.
Proses bersusah payah dalam upaya merumuskan kebijakan pelayanan publik terkait dengan keinginan untuk berubah, diubah, dan mengubah struktur pelayanan publik yang ada saat ini. Pelibatan publik secara lebih luas dan bertanggungjawab merupakan wacana partnership negara – masyarakat yang lebih efektif, meski kekhawatiran para pengamat Indonesia bahwa fenomena pluralisme birokrasi di Indonesia masih kuat. Sehingga juga dibutuhkan perubahan kedua yaitu perubahan sistem, karena negara dipahami sebagai pengorganisasian ide negara, sekaligus manajer dari berbagai kepentingan yang seringkali bertentangan.
Dengan kata lain sebagai sebuah koalisi konflik ( aktor, institusi, kekuatan, dll) yang pada suatu saat memenangkan dan mengorganisasi ide negara, harus bisa mencapai banyak kesepakatan diantara komponen komponennya, khususnya dalam konteks pelayanan publik, sehingga seandainya disaat lain koalisi konflik lain yang menang, sistem yang sudah disepakati tersebut akan tetap efektif. Dengan demikian sistem yang jelas, pelibatan masyarakat secara luas, dan keadilan dalam perwakilan akan menjaga eksistensi kebijakan pelayanan publik yang dibuat. Tak kalah penting adalah perubahan teknologi yang menjadi sarana pendukung kebijakan pelayanan publik.
Luas dan kompleksitas problem dalam masyarakat, jumlah penduduk yang besar membutuhkan teknologi yang lebih maju dan proyektif- antisipatif. Tanpa teknologi semacam itu akan sulit pemerintah memberikan pelayanan terbaik pada publik.
Perubahan lain yang membutuhkan waktu panjang, kalau tidak ingin dikatakan impossible, adalah perubahan mindset. Satu isu yang hanya menjadi tema dalam diskusi dan seminar tanpa ada upaya menjabarkan dalam action plan yang jelas, padahal merupakan prasyarat mutlak bagi birokrasi yang sudah sedemikian represif. Manajemen publik baru mengisyaratkan perlunya pertanggungjawaban individual birokrat dalam hubungannya dengan publik agar birokrat tidak lagi menjadi invicible hand yang berlindung dibalik korps.
Kiranya hal ini merupakan suatu terobosan yang harus diinternalisasikan ke dalam diri dan kerangka pemikiran birokrat, bahwa mereka adalah "pelayan” yang bisa dituntut pertanggungjawaban individual dan personal. Hal ini akan kian efektif jika didukung program terkonsep baik dan konsisten, yang bertujuan mengubah mindset tersebut. Agar kalimat birokrasi adalah pelayan masyarakat tidak berhenti hanya sebagai slogan.
Monitor dan tingkatkan indeks layanan pelanggan Anda!
Alat survey pelanggan/feedback terminal/tombol kepuasan customer memungkinkan pelanggan untuk memberikan feedback secara instan dengan mudah, hanya menekan satu tombol. Alat survey kepuasan pelanggan menyediakan kemungkinan bagi perusahaan untuk mengumpulkan feedback yang paling berharga dan kualitatif - pada titik pelayanan dan pada saat pengalaman pelayanan. Sistem terpusat menyediakan ketersediaan dari feedback cutomer/pelanggan untuk menganalisis dan pelaporan.
Melacak tingkat layanan pelanggan Anda. Jangan kehilangan pelanggan Anda!
Alat Survey. Pelanggan umumnya mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikomsumsi dapat diterima dan dinikmati dengan pelayanan yang baik atau memuaskan. Kepuasan pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan produk perusahaan di mata pelanggannya. Kualitas merupakan inti kelangungan hidup sebuah lembaga. Gerakan revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan yang tidak boleh diabaikan jika suatu lembaga ingin hidup dan berkembang. Persaingan yang semakin ketat akhir-akhir ini menuntut sebuah lembaga penyedia jasa/layanan untuk memanjakan konsumen/pelanggan dengan memberikan pelayanan terbaik.
Terdapat lima penentu mutu jasa. Menurut tingkat kepentingannya (Parasuraman, et.al. dalam Kotler, 2003:455) jasa dapat dibedakan menjadi:
- Keandalan, yaitu kemampuan untuk memberikan jasa yang dijanjikan secara terpercaya dan akurat;
- Daya tangkap, yakni kemauan (daya tanggap) untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa secara cepat;
- Kepastian, yaitu pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menimbulkan perlindungan dan kepercayaan;
- Empati, yaitu kemauan untuk peduli dan memberi perhatian secara individu kepada pelanggan;
- Bukti Fisik, yaitu penampilan fasilitas fisik, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi.
Hasil penelitian oleh Hendrajana (2005) tentang pengaruh kualitas pelayanan medis, paramedis dan penunjang medis terhadap kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Syaiful Anwar, Malang menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara berbagai variabel kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan rawat jalan di RSUD Dr. Syaiful Anwar Malang. Wahyudin dan Muryati (2001) dalam penelitiannya menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan Perusahaan Daerah Air Minum Kabupaten Klaten. Hasilnya menunjukan bahwa terdapat pengaruh signifikan antara variabel atribut produk, pelayanan, dan harga terhadap kepuasan pelanggan. Variabel atribut produk dan pelayanan memiliki arah hubungan posistif sedangkan harga arah hubunganya negatip. Sumber : Sardjana Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan UIN Syarief Hidyatullah Jakarta.
Alat Survey. Layanan kepuasan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang?undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolok ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya.
Mengingat jenis pelayanan sangat beragam dengan sifat dan karakteristik yang berbeda, maka untuk memudahkan penyusunan Indeks; Kepuasan Masyarakat (IKM) unit pelayanan diperlukan pedoman umum yang digunakan sebagai acuan bagi Instansi, Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota untuk mengetahui tingkat kinerja unit pelayanan di lingkungan instansi masing?masing. Oleh karena itu, penetapan unsur penilaian telah didahului dengan penelitian yang dilaksanakan atas kerja sama Kementerian PAN dengan BPS. Dari hasil penelitian diperoleh 48 (empat puluh delapan) unsur penting yAng mencakup berbagal sektor layanan yang sangat bervariasi dan dari hasil pengujian akademis/ilmiah diperoleh 14 (empat belas) unsur yang dapat diberlakukan untuk semua jenis pelayanan, untuk mengukur indeks kepuasan masyarakat unit pelayanan.
Alat Survey Pelanggan (Customer Survey Tool) merupakan alat survey untuk membantu mengetahui kepuasan pelanggan. Alat Survey Pelanggan terdiri dari 2 tombol puas dan tidak puas, dengan kartu questioner. Pemasangan alat survey ditempat-tempat strategis seperti di meja customer service, kasir, dokter, dll, yang jauh dari jangkauan anak-anak.
Alat survey ini bertujuan untuk mendapatkan data survey kepuasan pelanggan secara real time setelah pelanggan selesai mendapat pelayanan. Pertanyaan survey bisa dikembangkan sendiri sesuai kebutuhan. Pertanyaan dan jawaban survey akan disimpan dan ditabulasikan dalam bentuk webbase.
Data Survey dapat diakses melalui web report dalam bentuk tabulasi data dan grafik. Untuk memudahkan analisis data survey pelanggan, telah disediakan konversi data dalam bentuk Microsoft Word, Excel, PDF. Hasil Survey dapat dipublikasikan melalui media digital signage menggunakan media TV LCD / Plasma. Dari Hasil survey ini harapannya kita dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan pelanggan terhadap pelayanan barang/jasa kita. Dengan demikian, perbaikan-perbaikan terhadap ketidakpuasan pelanggan dapat segera diperbaiki oleh perusahaan.
Alat Survey Pelanggan mudah dan cepat digunakan. Bisa diintegrasikan dengan mesin antrian dan digital signage.
Kabar Gembira!
Segera dilaunching produk alat survey kepuasan pelanggan untuk mendukung service excellent produk barang/jasa.